Sabtu, 15 Desember 2012

Ibnu Arabi


Ajaran Ibnu  Arabi yang sangat menyimpang  dari  Islam  itu banyak mempengaruhi  ummat Islam. satu segi  karena  syair-syair bahkan  kata-kata yang dituduhkan sebagai Hadits (padahal  palsu) dibuat dengan ungkapan yang mudah dihafal dan enak didengar. Segi yang  lain, karena ummat Islam merasa perlu menghormati Nabi  SAW sedemikian  rupa, sedangkan syair-syair dan adat yang disebarkan justru banyak yang berbau ajaran tasawwuf model Ibnu Arabi.
Jauhnya kesesatan aqidah akibat tersebarnya faham Ibnu  Arabi itu  bukan hanya melanda ummat Islam awam, namun sampai ke  orang yang  disebut  cendekiawan Muslim. Hingga seorang  DR  Nurcholish Madjid ketua Yayasan Wakaf Paramadina di Jakarta pernah  mengemu­kakan  pendapat, mengutip Ibnu Arabi, hingga  mendapat  tanggapan keras dari ummat Islam.
Dr. Nurcholish  Majid  menjawab  pertanyaan  pada   Pengajian "Paramadina"  di Kebayoran Baru tanggal 23 Januari  1987.  Perta­nyaan  Lukman  berbunyi: "Salahkah Iblis, karena  dia  tidak  mau sujud kepada Adam, ketika Allah menyuruhnya. Bukankah sujud hanya boleh kepada Allah?"
Dr  Nurchalish Madjid, yang memimpin pengajian  itu,  menjawab --secara  sambil lalu-- dengan satu kutipan dari  pendapat  Ibnu Arabi,  dari  salah satu majalah yang terbit di  Damascus,  Syria bahwa:
"Iblis kelak akan masuk syurga, bahkan di tempat yang terting­gi  karena  dia tidak mau sujud kecuali kepada  Allah  saja,  dan inilah tauhid yang murni."
DR  Nurchalish Madjid tidak memberi komentar  apa-apa,  setuju atau  tidaknya dia sendiri, dengan ucapan Ibnu Arabi  itu,  tidak pula  diterangkannya,  siapa Ibnu Arabi itu. (Yayasan  Islam  Al-Qalam  Ma'had Ad-Diraasaatil Islamiyyah Jakarta, Jawaban  Tuntas untuk  Dr Nurchalish Madjid tentang Ibnu Arabi dan  Syetan Masuk Syurga, 1407H, hal 1).
Selanjutnya, Ma'had itu menjelaskan duduk soal kesesatan  Ibnu Arabi, dan sejumlah ulama yang telah mengkafirkan, atau memurtad­kannya, akibat tulisan-tulisan Ibnu Arabi yang sangat  bertentan­gan dengan aqidah Islam.
Ibnu Arabi dan pokok-pokok ajaran sesatnya
Ibnu Arabi, nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad ibn Ali Muhyid­din  Al-Hatimi  at-Thai al-Andalusi, dikenal  dengan  Ibnu  Arabi (bukan  Ibnul  Arabi yang ahli tafsir). Ibnu Arabi  ini  dianggap sebagai  tokoh  tasawwuf  falsafi, lahir di  Murcia  Spanyol,  17 Ramadhan  560  H/ 28 Juli 1165M, dan mati di Damaskus, Rabi'uts Tsani 638H/ Oktober 1240M.
Inti  ajarannya didasarkan atas teori wihdatul wujud (manunggaling kawula Gusti/menyatunya makhluk dengan Tuhan) yang  menghasilkan wihdatul adyan (kesatuan agama, tauhid  maupun  syirik) sebagai  hasil dari gabungan teori-teori al-ittihad  (manunggal, melebur jadi satu antara si orang sufi dan Tuhan) dengan mengadakan al-ittishal atau emanasi. Atau sebagai hasil dari gabungan pemikiran tentang teori Nur Muhammadi (yang pertama kali diciptakan adalah Nur Muhammad, kemudian dari Nur Muhammad itu  diciptakan  makhluk-makhluk lain) dari Al-Khaliq dengan pemikiran Al-Aqlu  al-awwal (akal pertama) --seperti telah  diterangkan pada bab  Nur Muhammad atau Hakekat Muhammad tersebut di atas--.  Ibnu Arabi banyak dipengaruhi oleh filsafat Masehi atau Nasrani.
Berikut  ini ringkasan pandangan Ibnu Arabi  yang  nyata-nyata bertentangan dengan Islam, diringkas oleh Yayasan Islam Al-Qalam, satu  induk  dengan  LPPI (Lembaga  Pengkajian  dan  Pengembangan Islam) yang banyak menyoroti aliran-aliran sesat.
Pandangan Ibnu Arabi berkisar pada:
- Berusaha menghancurkan/ membatalkan agama dari dasarnya.
- Semua orang berada pada As-Shirath Al-Mustaqim (jalan lurus).
- Wa'ied (janji) dari Allah tidak ada sama sekali.
- Khatim  al-Awliya' (penutup para wali) lebih  tinggi daripada Khatim Al-Anbiya' (penutup para nabi), karena wilayah (kewalian) lebih tinggi daripada Nubuwwah (kenabian).
Ibnu Arabi banyak mengarang buku untuk  menyiarkan  ajaran-ajaran dan pendapatnya. Bukunya yang paling terkenal adalah  al-Futuhat al-Makkiyyah dan Fushul Al-Hukm.
Sorotan  tajam  terhadap pendapat Ibnu Arabi  telah  dilakukan oleh  para  ulama dan dituangkan dalam tulisan yang  cukup  mudah dideteksi  tentang penyelewengan yang disebarkan Ibnu Arabi  itu. Di  antara  pendapat  dari Ibnu Arabi  dan  pengikut-pengikutnya adalah:
- Wali lebih tinggi dari nabi (Masra' At-Tasawwuf, 22).
-  Untuk sampai kepada Allah, tidak perlu mengikuti  ajaran  para nabi (syara'), (Masra' At-Tasawwuf, 20).
- Semua ini adalah Allah, tidak ada nabi/rasul atau malaikat. Allah adalah manusia besar. ( Fushush Al-Hukm, 48,  Masra'  At-Tasawwuf, 38).
- Tidak sah khilafah kecuali kepada insan kamil.
- Allah membutuhkan pertolongan makhluk. (Fushush Al-Hukm, 58-59). 
- Nabi Nuh as. termasuk orang kafir (Masra' at-Tasawwuf, 46-47).
- Da'wah kepada Allah adalah tipu daya. (Fushush Al-Hukm,  772/Masra' At-tasawwuf, 66).
- Al-haq adalah al-khalq/ makhluq (Masra' At-Tasawwuf,  62).
- Hukum alam adalah Allah itu sendiri. (Masra' At-Tasawwuf, 70).
- Hamba adalah Tuhan. (Fushush Al-Hukm, 92-93; Masra' at-Tasaw­wuf, 75).
- Neraka adalah surga itu sendiri. ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar