Senin, 19 Agustus 2013

Jenis - jenis paragraf

Paragraf  Narasi

Olimpiade sains dan bahasa


Olimpiade sains dan bahasa (OSB) merupakan ajang pencarian bakat yang sangat kompetitif.Bagi siswa Madrasah,OSB adalah wadah yang tepat untuk menunjukkan kualitas intelektualnya.Kemarin,23 februari 2013 diadakan OSB se-wilker Surabaya di MAN Mojokerto.Saya pun ikut andil mewakili MAN Sidoarjo dalam OSB tersebut bidang matematika.Pesertanya adalah siswa Madrasah dari Kabupaten/Kota Sidoarjo,Jombang,Gresik,Surabaya dan Mojokerto.Peserta terbanyak adalah peserta dari Kab. Jombang sekitar 10 MAN.Saya ragu apakah saya bias menjadi pemenang?Tidak hanya itu,lawan saya pun  ada yang kelas 12.Akhirnya,saya sangat senang karena bias menjadi juara harapan 2.Menurut saya,menjadi pemenang dalam olimpiade bukan tergantung pada kelasnya.

Paragraf Deskripsi

MAN Sidoarjo

MAN Sidoarjo adalah satu-satunya SMAN berbasis islam di Sidoarjo.Madrasah ini terletak di Jl. Stadion no.2 Sidoarjo.MAN Sidoarjo memiliki 39 ruang kelas,3 laboratorium IPA,1 laboratorium bahasa,galeri seni,dll.Selain itu,juga terdapat lapangan sepak bola,basket dan voli.Masih banyak fasilitas yang ada di MAN Sidoarjo.Diantaranya area parkir yang luas,Auditorium yang luas.Tidak hanya itu,terdapat juga wi-fi hot spot yang didukung oleh indischool Telkom Indonesia.

Paragraf Eksposisi

PRODISTIK ITS MAN Sidoarjo

PRODISTIK adalah Program Diploma Setara D1 TIK yang dibuat oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). PRODISTIK dibuat oleh ITS untuk Madrasah Aliyah.Diantaranya MAN Sidoarjo,MAN Bangil dan MAN Lamongan. PRODISTIK ITS MAN Sidoarjo baru berjalan 2 tahun. PRODISTIK memberikan mata kuliah desain,multimedia dll.Diantaranya Photoshop,Adobe Permiere,Microsoft Access dsb.Jadi,selain bersekolah di MAN Sidoarjo juga kuliah.Setelah lulus dari MAN Sidoarjo siwa-siswinya siap terjun ke dunia kerja.

Paragraf Argumentasi

Olimpiade sains

Olimpiade sains merupakan ajang pencarian bakat yang sangat kompetitif. Bagi siswa-siswi  MAN Sidoarjo,olimpiade adalah wadah yang tepat untuk bertarung dalam hal intelektualitas.Di MAN Sidoarjo,sebelum bertempur dalam olimpiade diadakan pembinaan diantaranya club matematika,club fisika dll.Sayangnya,salah satu guru pembina club mengeluh.Saya sebagai anggota club x kecewa dengan pembicaraan beliau.Beliau mengungkapkan bahwa sudah tidak mampu membina anak-anak club dengan alas an soal-soalnya dalam olimpiade semakin rumit dan membutuhkan penalaran yang bagus.Di sisi lain,”dana pembinaan club juga semakin berkurang”,ungkap beliau.Jika kejadiannya seperti ini mengapa pihak sekolah mendatangkan guru olimpiade dari luar?Bukankah sangat baik jika siswa-siswi bertaburkan prestasi?

Paragraf  Persuasi

Tindakan Tercela

MAN Sidoarjo adalah satu-satunya MAN di Sidoarjo.Menurut saya,MAN Sidoarjo merupakan salah satu sekolah yang favorit di Sidoarjo karena bertaburkan prestasi.Diantaranya juara KTI Nasional,juara 1 KSM se-Jatim dll.Sayangnya,masih banyak siswa yang nakal.Diantaranya,merokok di kamar mandi,bermain petasan dll.Bentuk yang melanggar norma social tersebut harus dicegah.Mengapa sekolah yang berbasis islam justru siswanya lbertindak tercela?Apa yang menyebabkan?Sebagai warga Madrasah,kita harus bekerja sama  guna menindak tindakan tercela tersebut dan memberantas samapi ke akar-akarnya.




Rabu, 14 Agustus 2013

Cara Menyadarkan Pengemis


Selamat sore, kisah Abu Nawas hadir kembali nih.
Semoga sajian kami bisa menghibur kalian semuanya.

Pengemis itu tidak harus dibantu secara materi, tapi juga harus dibantu dengan memberikan pekerjaan agar dia nanti bisa mandiri dan meninggalkan sifat mengemis tersebut. Itulah salah satu perhatian Abu Nawas. Dia tidak memerikan makanan maupun uang, melainkan Abu Nawas berusaha mencarikan pekerjaan buat si pengemis itu.


Kisahnya

Pada suatu ketika, Abu Nawas dikunjungi oleh seorang pengemis laki-laki.
Pengemis itu meminta makanan karena sudah lama tidak makan. Namun, Abu Nawas tidak memberikan sesuap nasi atau makanan lainnya yang sangat diharapkan oleh pengemis itu, akan tetapi ia malah mengajukan beberapa pertanyaan semata.

"Kenapa engkau mengemis? Apa engkau tidak mempunyai pekerjaan?" tanya Abu Nawas.
"Ma'af Tuan, saya sudah lama mencari pekerjaan, tapi belum juga ada yang mau menerima saya bekerja," jawab pengemis itu.
"Lalu apa engkau mau bekerja sekalipn pekerjaan itu berat?" tanya Abu Nawas.
"Asalkan halal, saya mau Tuan," jawab si pengemis.

Akhirnya Abu Nawas mengantarkan pengemis itu menemui sahabatnya, Abu Wardah.
Singkat cerita, pengemis itu diminta bekerja untuk mencabut rumput. Ternyata, pengemis itu merupakan seorang pekerja yang sangat rajin dan tangkas. Dalam waktu singkat saja, pekerjaannya pun selesai.

Abu Wardah pun sangat kagum dan tergerak hatinya untuk memberikan pekerjaan yang lebih serius. Ia pun meminta pengemis itu untuk memisahkan satu ember kurma menjadi 3 bagian. Yang bagus diletakkan di keranjang pertama, sementara yang lumayan bagus diletakkan di keranjang kedua, dan kurma yang jelek diletakkan di keranjang ketiga. Namun ia lupa tidak membekan penjelasan kepada pengemis itu tentang perbedaan antara yang baik dan yang buruk.

Harus Diajarkan

Pada keesokan harinya, Abu Nawas datang ke rumah Abu Wardah untuk menanyakan kabar dari pengemis itu. Ia pun menjelaskan bahwa pengemis itu sangat rajin dan terampil mencabut rumput di ladang sehingga dirinya menyimpulkan bahwa pengemis itu adalah pekerja yang baik. Maka dari itu Abu Wardah memberikan pekerjaan yang lrbih serius kepadanya.

"Sekarang dia bekerja apa?" tanya Abunawas.
"Tadi malam dia saya suruh untuk memisahkan kutma-kurma menjadi tiga bagian. Mari kita ke sana untuk melihatnya, yentu sudah selesaipekerjaannya itu," kata Abu Wardah.

Tak lama kemudian, keduanya pun sangat terkejut ketika melihat pengemis itu tidur pulas, tidak mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. Dengan penuh tanya, Abu Wardah pun membangunkan pengemis itu.

"Kenapa engkau tidak menyelesaikan pekerjaanmu yang sangat mudah itu," tanya Abu Wardah.
"Ma'af Tuan, kalau hanya memindahkan kurma, sesungguhnya itu mudah, yang sulit adalah membuat keputusan mana kurma yang baik, lumyan baik, dan jelek, karena saya tidak diberitahu sebelumnya," jawab pengemis.
"Sungguh itu tak terpikirkan olehku," kata Abu Wardah.

Abu Nawas pun tersenyum melihat kejadian itu.
Ia pun meegur Abu Wardah karena Abu Wardah hanya bisa memberikan tugas saja, tapi tidak mengajarinya dengan baik cara melakukannya.

Mohon do'anya ya kawan-kawan pembaca blog kisah abu nawas, mohon doanya agar admin segera sembuh dari sakitnya selama ini. Sakit lumpuh sebelah kanan sehingga begitu lama admin bisa update postingan.
Terima kasih atas doanya ya...

Minggu, 28 Juli 2013

Scientific Paper ( Karya Ilmiah )


SPIRITUAL LEARNING


1.1 Latar Belakang
Bagi orang Indonesia konflik adalah suatu hal yang harus dihindari. Dan dimata orang Barat orang Indonesia selalu menghindari konflik dengan cara bermusyawarah. Tetapi hal itu sebenarnya kurang benar, karena secara empirik, orang Indonesia juga sering berkonflik dan jarang menggunakan musyawarah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Contohnya adalah seperti pada konflik Maluku-Ambon yang terjadi pada tahun 1999-2002 yang telah memakan banyak korban.
                Merupakan potret buram hubungan Islam dan Kristen di Indonesia. Persaingan antara pemeluk Islam dan Kristen sebenarnya telah ada semenjak era kolonial, tetapi baru pada Era Reformasi persaingan tersebut berubah menjadi konflik berdarah. Kebijakan untuk menghindari isu SARA di Era Orde Baru ternyata berbuah ledakan konflik setelah tumbangnya kekuasaan Orde Baru.
                Konflik Poso umumnya dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama berlangsung pada tanggal 25-30 Desember 1998 dipicu oleh penyerangan terhadap Ridwan (21 tahun) yang sedang tidur-tiduran di masjid oleh tiga pemuda Kristen yang sedang mabuk. Peristiw atersebut kemudian disusul dengan penyerangan oleh massa Herman Parimo ke sejumlah rumah milik warga muslim. Peristiwa tersebut diakhiri dengan ditangkapnya Herman Primo yang diadili pada awal Januari 1999.
                Konflik Poso fase kedua terjadi pada 15-21 April 2002. Konflik jilid kedua dipicu oleh perkelahian antara pemuda Kristen dan pemuda Islam. Peristiwa tersebut disusul dengan perusakan dan pembakaran rumah, kios, serta bangunan sekolah milik warga Kristen dan mengakibatkan pengungsian kalangan Kristen.
                Konflik Poso Fase ketiga terjadi pada 23 Mei-10 Juni 2001.kerusuhan tersebut dimulai dengan kehadiran pasukan ninja pimpinan Fabianus Tibo. Pada pertengahan Mei mulai terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok Tibo.Puncaknya adalh pembunuhan sekitar 200 santri di Pesantren Walisongo.
                Konflik Poso mengakibatkan 504 orang meninggal, 313 orang terluka, dan sebanyak 7022 rumah terbakar, 1378 rumah rusak berat dan 690 rumah rusak ringan, 31 tempat ibadah rusak, sebuah Pesantren rusak, dan berbagai fasilitas lainnya.7 Konflik fase ketiga adalah yang paling berdarah dalam rangkaian kasus Poso. Konflik Poso diakhiri dengan penangkapan dan penahanan para tersangka, di antaranya adalah hukuman mati terhadap Fabianus Tibo dan penangkapan beberapa warga dari pihak Islam.
            Dalam konflik Poso, institusi agama, seperti gereja dan ormas Islam turut campur. Kasus Poso fase kedua dan ketiga menyebabkan mobilisasi massa dengan menggunakan jaringan agama masing-masing. Gereja menjadi tempat untuk mobilisasi massa Kristen, sementara itu Ormas-ormas Islam menjadi sarana untuk mengumpulkan dukungan untuk membantu sesama muslim. 
            Secara acak, konflik Poso masih belum sepenuhnya reda sampai beberapa waktu kemudian dengan adanya mutilasi tiga orang siswi Kristen dan pembunuhan seorang pendeta. Kasus Poso kemudian juga menarik perhatian internasional, terutama setelah terjadinya kasus World Trade Centre 11 September 1999. pemerintah Indonesia mendapatkan tekanan dari pihak asing untuk menyelesaikan kasus Poso dan menekan kelompok-kelompok Islam yang dituduh sebagai Jemaat Islamiyah.
                Konflik Islam-Krisren ini adalah termasuk konflik yang memakan korban yang banyak dan memakan waktu yang lama yaitu mulai pada tahun 1999 sampai 2002, serta mengundang perhatian dari elemen-elemen masyarakat di tingkat nasional maupun internasional. Konflik tersebut bermula di kota Ambon, namun pada perkembangannya merembet ke daerah-daerah lain, seperti Ternate, Tidore, dan Halmahera.
                Menurut Jan S. Aritonang, konflik di Maluku sebenarnya sudah lama terjadi, bahkan semenjak abad ke-16. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Kerukunan Umat Beragama (LPKUB), 5 tahun sebelum konflik berbagai ketegangan terjadi antara dua kelompok pemeluk agama yang berbeda tersebut telah terjadi berbagai ketegangan antara kedua belah kelompok, yang meliputi masalah-masalah berikut:
a.       Pernikahan beda agama (71 kasus)
b.      Pendirian tempat ibadah (51 kasus)
c.       Penyiaran agama (48 kasus)
d.      Penodaan terhadap agama (37 kasus)
e.      Kegiatan aliran sempalan (35 kasus)
f.        Perayaan hari-hari besar agama (32 kasus)
g.       Bantuan luar negeri (21 kasus)
h.      Lainnya (5 kasus)