Rabu, 28 November 2012

Sang Pujaan Part IV

Hey, kau yang ada disana
Entah mengapa, setiap aku bertemu denganmu, pipiku merona layaknya glukosa yang ditetesi fehling A & B. Otot tulang rusuk dan diafragmaku berkontraksi relaksasi, bertalu-talu memburu nafasku. Serebrum dan serebelumku lamat-lamat melupakan tugasnya.

Hey, kau yang ada disana
Kau tahu, mengapa hatiku terikat oleh benang-benang spindel hatimu? Karena kau adalah mitokondria yang menghasilkan energi-energi kehidupanku. Karena kau adalah auksin yang mampu membuat pucuk-pucuk hatiku menjulang ke awan-awan. Karena kau adalah Rhizobium yang senantiasa mengikat N2 cintaku.

Hey, kau yang ada disana
Tidakkah kau sadari, bahwa kita berdua adalah gen komplementer− yang akan tetap menghasilkan filial-filial yang tuli dan gagu bila kita tak bersatu? Bahwa kita adalah Nitrosomonas dan Nitrosoccocus yang takkan mampu mengubah amoniak menjadi nitrit tanpa kehadiran yang lainnya?

Hey, kau yang ada disana
Hatiku akan selalu bersimbiosis dengan hatimu, tak peduli apakah kita ini homologi atau analogi, heterozigot atau homozigot. Tak peduli meskipun kau memiliki beribu-ribu lisosom dan aku hanya mempunyai dinding sel. Aku bahkan tak peduli apakah engkau ini adenin ataupun guanin− yang jelas, aku akan selalu membawakan pasangan asam amino yang tepat ke dalam ribosom hatimu.


Hey, kau yang ada disana
Takkan pernah aku berinterfase untuk mencintaimu…
Part II:
Hai, kau yang di sana
Siapakah dirimu….
Hingga tatapanmu mampu menjadi anaestesi duniaku?
Siapakah dirimu….
Hingga pesonamu bak feromon yang menarik perhatianku?
Siapakah dirimu….
Hingga kau mampu menjadi auksin yang merangsang cintaku tuk bersemi?
Dan mengapa harus dirimu yang menghasilkan fibrin menutupi luka lamaku?
Hai, kau yang di sana….
Tak mampu aku pungkiri bahwa aku mendambakanmu
Ketika sinar dirimu tertangkap jelas oleh konus retina ini
Tak mampu aku sangkali bahwa aku membutuhkanmu
Saat suara lembutmu merangsang gerak koklea telinga ini
Tak mampu aku ingkari bahwa aku menginginkanmu
Kedatanganmu membuat aliran darah menyeruak arteri dan vena ini
Hai, kau yang di sana…..
Aku ingin mencintamu dengan kokoh
Sekokoh ikatan kovalen yang tak tergoyahkan
Aku ingin mencintaimu dengan peka
Sepeka saraf yang mengantar rangsang dari dendrit ke dendrit
Aku ingin mencintaimu dengan pasti
Sepasti jantung yang tak akan pernah berhenti berdetak
Hai, kau yang di sana
Seperti bakteri yang bereproduksi dengan cepat,,,
Demikianlah keingintahuanku akan dirimu kian memuncak….
Hatiku terus bertanya pada MRNa,,,
Adakah sedikit pesan yang menyiratkan identitasmu?
Hai , kau yang di sana
Bayangan dirimu telah menjadi alel yang mengisi lokus cinta ini.
Sulit bagiku mendiagnosa arti dari setiap simptom yang muncul bagaikan misteri.
Dengan kerja keras neuronku membaca impuls yang kau sampaikan,,,,
Aku tahu bahwa setiap barisan kodonku dapat mentranslasikan setiap pesan dihatiku
Kini kusongsong dirimu, hai kau yang ada di sana
Aku mencintaimu…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar